Sekapur Sirih.
الحمد لله وكفى وسلام على عباده الذين اصطفى
وعلى آله وصحبه أهل التقى والوفا
Segala puja dan puji
hanya milik Allah Swt, shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah ke hadirat
junjungan semesta alam, Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
Aqiqah adalah salah satu dari sekian banyak amalan Sunnah Rasulullah Saw yang
harus terus dilaksanakan dan diwariskan ummat Islam kepada generasi
selanjutnya. Namun dalam pelaksanaannya banyak hal yang tidak sesuai syariat
Islam, karena kelalaian dan kekurangan ummatnya. Semoga buku saku yang singkat
ini dapat menjadi pengingat yang terlupa tentang hukum-hukum yang berkaitan
dengan Aqiqah.
Akhirnya, kesempurnaan hanya milik Allah. Semoga ini menjadi amal jariyah yang
terus mengalir, bagian dari ilmu yang bermanfaat, amin ya Robbal’alamin.
Definisi
Aqiqah.
Aqiqah menurut bahasa adalah: rambut yang dibawa janin ketika lahir. Saat
rambut tersebut akan dicukur, maka disembelihkan kambing, maka kambing yang
disembelih saat mencukur rambut tersebut disebut dengan Aqiqah.
Aqiqah
menurut istilah adalah:
الذبيحة التي تذبح عن المولود.
Sembelihan
yang disembelih untuk anak yang
dilahirkan. (Fiqh Sunnah, Sayyid Sabiq: 3/326).
Dasar
Aqiqah.
Aqiqah
berdasarkan hadits Rasulullah Saw:
عَنْ سَمُرَةَ بْنِ
جُنْدُبٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « كُلُّ غُلاَمٍ
رَهِينَةٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُحْلَقُ وَيُسَمَّى
».
Dari Samurah bin Jundub, sesungguhnya Rasulullah Saw
bersabda: “Setiap anak tergadai dengan Aqiqahnya, maka disembelihkan untuknya
pada hari ke-tujuh, dicukur rambutnya dan diberi nama”. (HR. Abu Daud).
Hukum Aqiqah.
والعقيقة سنة مؤكدة ولو
كان الاب معسرا، فعلها الرسول، صلى الله عليه وسلم، وفعلها أصحابه، روى أصحاب
السنن أن النبي، صلى الله عليه وسلم، عق عن الحسن والحسين كبشا كبشا، ويرى وجوبها
الليث وداود الظاهري.
Hukum Aqiqah itu Sunnat
Mu’akkadah, meskipun seorang ayah dalam kesulitan (ekonomi).
Aqiqah dilaksanakan
Rasulullah Saw dan para shahabat. Diriwayatkan oleh para penyusun kitab
as-Sunan bahwa Rasulullah Saw meng-aqiqah-kan Hasan dan Husein masing-masing
satu ekor kambing. Menurut Imam al-Laits dan Imam Daud azh-Zhahiri hukum Aqiqah
itu wajib. (Fiqh Sunnah, Sayyid Sabiq: 3/326).
Hikmah
Aqiqah.
Dalam
kitab al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuhu: 4/285 disebutkan tentang hikmah
Aqiqah adalah:
شكر نعمة الله تعالى برزق
الولد، وتنمية فضيلة الجود والسخاء وتطييب قلوب الأهل والأقارب والأصدقاء بجمعهم
على الطعام، فتشيع المحبة والمودة والألفة.
Ungkapan
syukur kepada Allah Swt atas diberi rezeki seorang anak. Menumbuhkan keutamaan
berbagi dan sifat kedermawanan. Melembutkan hati keluarga, kerabat dan para
sahabat dengan mengumpulkan mereka dengan makan bersama. Menebarkan kasih
sayang, cinta kasih dan kebersamaan.
Jumlah
Kambing Yang Disembelih.
Mazhab
Maliki:
Satu
ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak perempuan,
berdasarkan hadits riwayat Ibnu Abbas:
عق عن الحسن شاة، وعن الحسين شاة
Rasulullah
Saw meng-aqiqah-kan Hasan satu ekor kambing dan Husein satu ekor kambing.
Mazhab
Syafi’i dan Hanbali:
Dua
ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak perempuan,
berdasarkan hadits riwayat Aisyah:
عن الغلام شاتان مكافئتان، وعن الجارية شاة
“Untuk
anak laki-laki dua ekor kambing yang sama dan untuk satu orang anak perempuan
satu ekor kambing”. (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi).
Berdasarkan dua hadits diatas, jika disembelihkan satu ekor kambing untuk anak
laki-laki, maka hukumnya sah. Jika disembelihkan dua ekor untuk anak laki-laki,
maka afdhal. Karena hadits riwayat Ibnu Abbas mengandung makna boleh.
Hewan
Selain Kambing.
Adapun
menyembelih hewan selain kambing, maka pendapat ulama Fiqh:
فلو ذبح بدنة أو بقرة عن سبعة أولاد، جاز.
Jika
disembelihkan satu ekor unta atau satu ekor lembu untuk tujuh orang anak, maka
hukumnya boleh. (al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuhu: 4/286).
Waktu
Penyembelihan.
Apakah
hari ketujuh menjadi batasan, sehingga kurang atau lebih dari itu Aqiqah
menjadi tidak sah? Ulama Fiqh menjelaskan:
والذبح يكون يوم السابع
بعد الولادة إن تيسر، وإلا ففي اليوم الرابع عشر وإلا ففي اليوم الواحد والعشرين
من يوم ولادته، فإن لم يتيسر ففي أي يوم من الايام.
ففي حديث البيهقي: تذبح
لسبع، ولاربع عشر، ولاحدي وعشرين.
Penyembelihan Aqiqah itu
pada hari ke-tujuh setelah kelahirkan, jika memungkinkan. Jika tidak, maka pada
hari ke-14. Jika tidak memungkinkan, maka pada hari ke-21 sejak kelahirannya.
Jika tidak memungkinkan, maka kapan saja pada hari-hari berikutnya. Dalam
hadits riwayat al-Baihaqi disebutkan: “Disembelihkan pada hari ke-7, ke-14 dan
ke-21”. (Fiqh Sunnah, Sayyid Sabiq: 3/328).
وصرح الشافعية والحنابلة: أنه لو ذبح قبل السابع
أو بعده، أجزأه.
Mazhab
Syafi’i dan Hanbali menyatakan: jika disembelihkan Aqiqah sebelum hari ketujuh
atau setelah hari ketujuh, maka tetap sah. (al-Fiqh al-Islamy wa
Adillatuhu: 4/286).
Aqiqah,
Tanggung Jawab Siapa Terhadap Siapa?
Apakah
Aqiqah itu tanggung jawab seorang Ayah terhadap anaknya saja? Atau seseorang
dapat meng-aqiqah-kan dirinya sendiri setelah ia dewasa?
وأضاف الحنابلة
والمالكية: لا يعق غير الأب، ولا يعق المولود عن نفسه إذا كبر، لأنها مشروعة في حق
الأب، فلا يفعلها غيره. واختار جماعة من الحنابلة: أن للشخص أن يعق عن نفسه
استحباباً. ولا تختص العقيقة بالصغر، فيعق الأب عن المولود، ولو بعد بلوغه؛ لأنه
لا آخر لوقتها.
Menurut
Mazhab Hanbali dan Maliki: yang meng-aqiqah-kan hanya ayah saja (terhadap
anaknya). Seorang anak tidak meng-aqiqah-kan dirinya sendiri setelah ia dewasa.
Karena pensyariatan aqiqah itu terhadap ayah, tidak dapat dilaksanakan orang
lain.
Sekelompok
ulama Mazhab Hanbali berpendapat: seseorang boleh meng-aqiqah-kan dirinya
sendiri, jika ia ingin melakukannya.
Aqiqah
tidak hanya dilakukan saat masih kecil. Seorang ayah dapat meng-aqiqah-kan
anaknya setelah aqil baligh, karena tidak ada batasan akhir waktu untuk aqiqah.
(al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuhu: 4/286).
Ucapan
Saat Menyembelih Aqiqah.
اَللَّهُمَّ مِنْكَ
وَإِلَيْكَ عَقِيْقَة فُلاَن
“Ya
Allah, dari-Mu dan kepada-Mu Aqiqah si fulan”.
Berdasarkan
riwayat al-Baihaqi dengan Sanad yang Hasan.
أن النبي صلّى الله عليه
وسلم عق عن الحسن والحسين،
وقال: «قولوا: بسم الله ،
اللهم لك وإليك عقيقة فلان» .
Diriwayatkan
Aisyah bahwa Rasulullah Saw meng-aqiqah-kan Hasan dan Husein dan berkata:
“Ucapkanlah: dengan nama Allah, ya Allah, untuk-Mu dan kepada-Mu Aqiqah si
fulan”.
Hukum Daging dan Kulit
Aqiqah.
حكم اللحم كالضحايا، يؤكل
من لحمها، ويتصدق منه، ولا يباع شيء منها. ويسن طبخها، ويأكل منها أهل البيت
وغيرهم في بيوتهم
Hukum daging Aqiqah sama
seperti daging kurban. Dagingnya dimakan, disedekahkan, tidak boleh dijual
meskipun sedikit. Disunnatkan agar dimasak, dimakan bersama keluarga dan orang
lain di rumah.
وأجاز الإمام أحمد في
رواية عنه بيع الجلد والرأس والتصدق به.
Imam Ahmad bin Hanbal
-dalam satu riwayat- memperbolehkan menjual kulit dan kepala Aqiqah kemudian
mensedekahkan hasil penjualannya. (al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuhu:
4/287).
Memberi Nama dan
Mencukur Rambut.
ومن السنة أن يختار
للمولود اسم حسن ويحلق شعره ويتصدق بوزنه فضة إن تيسر ذلك، لما رواه أحمد والترمذي
عن ابن عباس، أن النبي، صلى الله عليه وسلم، عق عن الحسن بشاة، وقال: يا فاطمة،
احلقي رأسه وتصدقي بوزنه فضة على المساكين، فوزناه فكان وزنه درهما أو بعض درهم.
Termasuk amalan Sunnah
memilihkan nama yang baik untuk anak, mencukur rambutnya dan bersedekah seberat
perak dari berat rambut tersebut, jika memungkinkan. Berdasarkan riwayat Imam
Ahmad dan at-Tirmidzi dari Ibnu Abbas, sesungguhnya Rasulullah Saw
meng-aqiqah-kan Hasan satu ekor kambing, beliau berkata: “Wahai Fathimah,
cukurlah rambutnya dan bersedekahlah seberat perak dari rambut itu, sedekahkan
kepada orang-orang miskin”. Maka kami pun menimbang rambutnya, beratnya satu
Dirham (uang perak), atau sebagian Dirham. (Fiqh Sunnah, Sayyid Sabiq:
3/328).
Aqiqah dan Kurban.
Tidak ada kaitan antara
Aqiqah dan Kurban. Oleh sebab itu orang yang belum Aqiqah tetap boleh
berkurban.
Akan tetapi jika bertepatan
antara hari Aqiqah dan Kurban, maka menurut Mazhab Hanbali:
قالت الحنابلة: وإذا
اجتمع يوم النحر مع يوم العقيقة فإنه يمكن الاكتفاء بذبيحة واحدة عنهما، كما إذا
اجتمع يوم عيد ويوم جمعة واغتسل لاحدهما.
Mazhab Hanbali
berpendapat: jika bertepatan antara hari Kurban dengan Aqiqah, maka cukup
menyembelih satu ekor sembelihan saja. Sama seperti bertepatan antara hari raya
dengan hari Jum’at, maka cukup satu mandi saja. (Fiqh Sunnah, Sayyid
Sabiq: 3/328).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih telah berkomentar di laman blog kami