Rabu, 26 Juli 2017

قصيدة فضائل القران

صلاة الله وسلام ، علی من أوحي القرآن
Sholâtullâhi wa salâm ‘alâ man ûhiyal qur-ãn

وأهل بيته الکرام ، وصحبه ذوی القرآن
Wa ahli baitihil kirôm wa shohbihi dzawîl qur-ãn

سلام الله والرضوان ، علی من عظم القرآن
Salâmullâhi warridlwân ‘alâ man ‘adhdhomal qur-ãn

بقلب خالص نوی ، محب راغب القرآن
Biqolbin khôlishin nawâ muhibbin rôghibil qur-ãn

فطوبی من تعلم ، وبعد علم القرآن
Fathûbâ man ta’allama wa ba’du ‘allamal qur-ãn

ودام عند کل حين ، مرتلا تلی القرآن
Wa dâma ‘inda kulli hîn murottilân talâl qur-ãn

Dengarkanlah kata Nabi # Perintahnya kita turuti #
Sebaik baik seorang abdi # Belajar mengajar kitab suci
Jika anda akan membaca # ayat qur'an kapan saja #
Baca ta'awuz terlebih dulu # jangan biarkan itu berlalu #
Bacalah selalu bismillah # jika dari awal surah #
Selain surah baroah # karna tak ada sunah #
Bacalah qur'an dengan tartil # bacanya pelan sambil memikir #
Akan datang Malaikat Jibril # membawa rahmat bagi yang dzikir #
Jika ada yang baca qur'an # marilah sama mendengarkan #
Jika kita sama membaca # janganlah kita saling mencerca #
Orang mahir baca Al qur'an # sama malaikatur Rahman #
Orang sulit baca Al qur'an # akan dapat dua ganjaran #
Siapa senang baca Al qur'an # pastilah dia dapat ganjaran #
Siapa senang bersima'an # dapat rahmat dari yang Rahman #
Barang siapa yang hafal qur'an # nilai nilainya di amalkan #
Orang tuanya di sematkan # mahkota intan yang berkilauan #
Jika selesai mengaji # tutuplah mushaf yang suci #
Benarkanlah sang Ilahi # tanda cinta yang abadi #
Itulah syair tentang Al qur'an # kitab suci kita muliakan #
Meminta Allah Yang Maha Rahman # dapat syafaatnya Al qur'an #

Minggu, 23 Juli 2017

Makna yang tergantung dibalik Hultah NWDI Yang Ke-81

HULTAH NWDI KE- 82 DALAM TILIKAN
TRILOGI PERGERAKAN NAHDLATUL WATHAN
Oleh:
Dr.H. Fahrurrozi Dahlan,QH. SS., MA
(Sekretaris Pengurus Wilayah NW NTB- Sekretaris Majlis Ulama Indonesia Prov. NTB, Alumni Ma'had DQH NW ke-33)

PROLOG
 Tulisan ini penulis awali dengan ungkapan Wasiat Pendiri NWDI, NBDI dan NW, al-Maghfuru lahu TGKH.M.Zainuddin Abdul Madjid dalam buku wasiat renungan masa:
Malahan Ada Yang Takut HULTAH
Tidak Berani Tampakkan Wajah
Terkadang Datang Tapi Gelisah
Padahal Dia Ustaz-Ustazah
(Kyai Hamzanwadi, Wasiat Renungan Masa Pengalaman Baru, Bait 95 Versi tahun 1981)

 Hari Ulang Tahun atau lazim disebut dalam terminologi Nahdlatul Wathan dengan sebutan HULTAH.  Hultah hanya dikenal untuk mengenang dua madrasah induk yang didirikan oleh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid yang biasa disebut dengan istilah DWI TUNGGAL PANTANG TANGGAL. Dua kesatuan yang tak terpisahkan. Dialah Madrasah untuk kalangan kaum laki-laki yang tersempena dengan Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) yang didirikan pada tahun 1932 M dan Madrasah untuk kaum perempuan yang disempenakan dengan nama Madrasah Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah (NBDI) yang didirikan pada tahun 1942 M. Dua madrasah inilah yang menjadi cikal bakal ribuan madrasah dan sekolah di seluruh Indonesia yang tersentral di Pulau Lombok.  
Istilah HULTAH dipopulerkan oleh organisasi NW yang semakna dengan istilah yang dipopulerkan oleh ormas-ormas Islam lainnya, seperti Milad, Harlah, Dies Natalies, Haul, dll. Kata hultah sebenarnya diambil dari bahasa Arab, Hâla, Yahûlu, Haûlan, yang berarti keadaan yang sudah sampai setahun, atau sesuatu yang genap setahun, kemudian ditambahkan dengan Ta’ mukhatab, menjadi Hulta, yang berarti engkau merayakan hari yang ke setahun, kemudian ditambahkan Ha’ dhamir, kata ganti orang pertama tunggal  menjadi Hultahu, diwakafkan menjadi Hultah. Referensi Ha’ itu ke  yaum milad sehingga menjadi hultah, yang secara umum diartikan engkau merayakan hari kelahirannya.    
Istilah HULTAH NWDI pertama kali dikenal pada ulang tahun NWDI ke-15 pada tahun 1952. awalnya hanya berbentuk tasyakkuran, yang diisi dengan pengajian singkat dan diakhiri dengan acara makan bersama (begawe/begibung/-Bahasa Sasak). Dalam perkembangan selanjutnya, HULTAH NWDI ini dijadikan sebagai acara pengajian tahunan pendirinya dan media silaturrahmi dan komunikasi antaralumni (abituren) dan jamah Nahdltul Wathan di seluruh Nusantara serta dihadiri oleh pejabat dari instansi pemerintah, baik lokal maupun nasional, bahkan juga undangan dari negara-negara sahabat dan perwakilan badan-badan internasional seperti WHO, UNICEF, dan lain-lain.
Hari ulang tahun atau biasa disebut oleh masyarakat Nahdhatul Wathan dengan sebutan Hultah. Hultah merupakan hari ijtima' nasional yang diselenggarakan oleh dewan pengurus Besar Nahdlatul Wathan yang dieven organizer oleh Pengurus Daerah Lombok Timur, dimana hari ulang tahun ini tetap diselenggarakan tiap tahunnya bertempat di wilayah pulau Lombok, yang biasanya HULTAH diselenggarakan di pusat pondok pesantren Nahdlatul Wathan di Lombok Timur. Pada era pendiri organisasi NW TGKH M.Zaenuddin AM Hultah biasanya diselenggarakan di setiap kabupaten secara bergantian.
Menurut pemahaman penulis, peringatan Hultah dan istilahnya merupakan inovasi baru bagi organisasi NW dalam membangun kesadaran dan semangat bersama dalam memperingati nilai-nilai perjuangan yang telah dirintis dan dikembangkan oleh Pendiri NW, sehingga Hultah menjadi urgen jika dikemas sesuai dengan tuntutan awal diselenggarakan peringatan tahunan bagi warga NW, dan ini membuktikan NW memberikan sumbangsih yang tidak sedikit dalam bidang pendidikan, sosial dan dakwah yang kemudian penulis istilahkan dengan terminologi TRILOGI PERGERAKAN NW, karena dalam tiga ranah ini Nahdlatul Wathan memfokuskan diri dalam berkifrah untuk agama, nusa dan bangsa. (li i'laa'i Kalimatillah wa Izzil Islam wa al-muslimin).
PILAR PERTAMA: HULTAH NWDI DALAM RANAH PENDIDIKAN KEUMMATAN
HULTAH NWDI sesungguhnya merefleksikan nilai pendidikan yang paling utama, yaitu pendidikan karakter keummatan. Dimana HULTAH merupakan wadah pendidikan atau pengajian tahunan (al-ijtima' al-hauly) yang menghubungkan ikatan emosi bathiniy antara Guru dan murid, antara pendiri NWDI, NBDI dan NW dengan seluruh abituren/mutakharrijin yang datang dari seluruh Indonesia bahkan dari luar negeri dan tidaklah salah jika HULTAH NWDI memberikan semangat yang kuat untuk meningkatkan ruh mutu pendidikan sekaligus sebagai media evaluasi capaian pendidikan selama setahun. HULTAH NWDI dapat juga disebut sebagai Majâl al-Tarbiyah al-Nahdhiyyah (medan pendidikan ke-NW-an) yang paling signifikan, sebab HULTAH NWDI sebagai media reoni keummatan yang paling besar dan terbanyak dalam konteks berorganisasi di belahan Indonesia bagian timur dalam setiap tahunnya. Ijtima' para alumni-alumni NWDI-NBDI dan NW -abituren-abituren yang lahir dari rahim DWI TUNGGAL PANTANG TANGGAL (NWDI-NBDI) yang kemudian mereka terikat dengan sumpah dan baiatnya selama mereka mengaji dan menerima ilmu pengetahuan di Madrasah NW. Hal inilah yang membuat mereka hadir dan terpanggil untuk berkumpul dalam naungan HULTAH NWDI sekaligus menjadi simbol penyambungan pipa keilmuan keberkahan dari pendiri NWDI al-maghfuru lahu Quthubul Aqthab TGKH.M.Zainuddin Abdul Madjid al-Anfanay al-Masyhur.
 Organisasi Nahdhatul Wathan (NW) organisasi Islam terbesar di NTB yang selalu berada dalam denyut jantung pendirinya, seorang Waliyullah Quthub al-Aqthab al-Alim al-Allamah al-Arif billah Maulanassyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid al-Anfanany al-Masyhur. NW sebagai sebuah pergerakan suci putih bersih untuk menggapai misi besar li i'laai kalimatillah wa 'Izzi al-Islam wa al-Muslimin, menjadikan Islam sebagai pilar keorganisasian yang bernorma pada dua dasar fundamental normatif Islam; al-Qur'an dan al-Hadits dengan berteologikan pada ajaran ahl assunnah wa al-jamaah, sekaligus berkomitmen terhadap mazhab Imam al-Syafi'i dalam legal formal yurisprudensi (syari'ah) dalam bingkai Pokoknya NW pokok NW Iman dan Taqwa, melalui spirit dan semangat trilogi perjuangan Yakin, Ikhlas dan Istiqomah dalam menjalankan visi misi utama trilogi pergerakan organisasi NW pada ranah Pendidikan, Sosial dan Dakwah Islamiah yang dilambari dengan NW Fi al-Khair yang berorientasi pada kebaikan dan kesejahteraan di samping menjunjung tinggi semangat optimisme dan semangat kompetisi menuju kesuksesan global (rahmatan li al-Alamin) dan nilai-nilai kebaikan universal (al-Khairat) demi tegaknya Iman dan Taqwa bagi segenap anak bangsa (al-Wathan) yang ber-Pancasila dan ber-UUD 1945.
PILAR KEDUA: HULTAH NWDI DALAM DIMENSI SOSIAL
 Kegiatan HULTAH NWDI yang diselenggarakan oleh organisasi NW menjadi pijakan yang strategis untuk memperkokoh dan menegaskan identitas sosial dari masyarakat Nahdhiyyin dan nahdhiyyat. Hultah NWDI memberikan gambaran yang utuh akan pentingnya membangun relasi sosial dan solidaritas sosial. Jaringan-jaringan ini dapat  dilihat dari makna dan fungsi hultah NWDI yang selama ini dilaksanakan.  Dengan berkat HULTAH NWDI dapat tercipta semangat kebersamaan dalam identitas yang  berbeda, semangat yang melebur dalam ikatan cinta kasih sesama warga NW, ikatan tali asih yang kuat terhadap siapapun yang hadir dalam HULTAH NWDI. Ketercerminan inilah dimensi HULTAH dalam makna sosialnya terasa dan berkontribusi besar terhadap masyarakat.
Pertama: HULTAH NWDI Memperkokoh Ukhuwwah Islamiyah wa Ukhuwwah Nahdhiyyah: Modal Kesetiakawanan dalam Berjuang.
 HULTAH NWDI sebagai ajang silaturrahmi nasional warga nahdhiyyin-nahdhiyyat, sementara silaturrahmi tidak akan bermanfaat signifikan jika tidak memenuhi elemen-elemen dasar dari silaturrahmi itu sendiri, antaralain:
 a). al-Ta’âruf (saling kenal-mengenal, saling menemukenali)
 Ta’ruf (pengenalan), secara substansi mengandung makna bahwa setiap manusia dituntut untuk saling kenal-mengenal satu dengan yang lain, sebab Allah menciptkan makhluk ini dengan segala keragaman dan perbedaan sehingga konsep pengenalan itu menjadi suatu keharusan. Dengan Konsep Ta’aruf ini akan melahirkan semangat saling menghargai satu sama yang lain yang mencerminkan keharmonisan dalam masyarakat. Konsep ta’ruf ini mencerminkan prinsip dasar dalam ukhuwwah wathaniyyah persaudaraan setanah air, semangat nasionalisme, semangat kebangsaan. Hal ini membuktikan bagaimana Islam memberikan apresiasi yang tinggi terhadap semangat kebangsaan.Sejatinya semangat kebangsaan akan tumbuh dan bersemi jika diawali dengan  memperkenalkan satu sama lainnya, sehingga dengan konsep ini jika dipahami dengan maksimal tidak akan pernah terjadi gesekan-gesekan dalam bernegara dan berbangsa.    
 b). al-Tawâsul (interaksi dan koneksi, saling sambung-menyambung)
 Konsep ini dalam Islam sangat relevan untuk menjadi perekat dalam menjalin hubungan dengan sesama manusia, dalam kapasitas apa saja dengan tidak memandang dari mana asal muasal mereka, dan interaksi ini sebetulnya mencerminkan; Ukhuwwah Basyariyah, Atau Ukhuwwah Insaniyyah, artinya, setiap orang semestinya tetap menjalin komunikasi dan interaksi sosial dengan siapa pun, dengan orang yang berbeda agama sekalipun, sebab dalam Islam Allah sangat menghargai orang-orang yang saling menghargai satu dengan yang lain. Jika manusia saling berinteraksi sosial dengan satu sama lainnya dengan mengedepankan sisi kemanusiaan, maka tidak akan muncul apa yang disebut dengan Konflik.
 c). al-Tafâhum (saling pengertian, saling memupuk solidaritas, toleransi)
 Saling pengertian dalam segala hal sangat dituntut dalam segala hal, artinya bahwa saling pengertian artinya diberikan kebebasan kepada seseorang untuk memilih jalan kehidupan sesuai dengan prinsip yang dia yakini, dengan tidak ada paksaan dalam segala hal. Sebab yang dituntut sebenarnya adalah bukan pada apa yang mereka yakini, tapi bagaimana menghargai dan memahami pilihan orang yang berbeda dan HULTAH Memberikan pembelajaran untuk itu.
 d).  al-Tarâhum (saling kasih mengasihi, saling empaty)
 Hultah NWDI memberikan pembelajaran untuk saling berbagi dan saling mencintai sesama nahdhaty maupun sesama muslim yang diikat dalam konsep Tarâhum, dalam makna yang esensi adalah memberikan kasih sayang secara universal, bukan hanya dengan sesama manusia, bahkan dituntut berkasih sayang dengan makhluk-makhluk Allah yang lain, seperti kasih sayang dengan binatang, tumbuh-tumbuhan. Dengan semangat kasih sayang ini memberikan pengajaran bahwa tidak akan terjadi bencana alam jika manusia berkasih sayang dengan tumbuh-tumbuhan dengan cara memelihara Alam, melestarikan lingkungan, menjaga hutan, dan seterusnya. Inilah konsep yang mencerminkan ukhuwwah al-kauniyyah (persaudaraan dengan sesama alam semesta).
 e).al-Ta’âwun (memupuk semangat kebersamaan, kerjasama, dan team work)
 Substansi silaturrahmi dalam HULTAH NWDI adalah mempertegas dan memperkokoh solidaritas, sekaligus mempererat persatuan dan kesatuan. Kesemuanya tercermin dalam dimensi: Ukhuwwah Islamiyyah, Ukhuwwah Basyariyah/Insaniyyah, Ukhuwwah Wathaniyah dan Ukhuwwah Kauniyyah. Perlu penulis tegaskan bahwa, Ukhuwwah nahdiyyah menjadi cerminan kebaikan bagi perjuangan NW, bagimana tidak NW dengan simbolisasi Bia’at yang dikembangkan oleh Pendiri NW kemudian dilanjutkan oleh Ummuna Hajjah Sitti Raihanun, merupakan modal kebaikan yang tidak dimiliki oleh organisasi kemasyarakatan yang lain. artinya bahwa hubungan organisasi dan ikatan kenahdhatul wathanan menjadi kunci sukses dalam mengembangkan organisasi ke depan.

Kedua: HULTAH NWDI Memperteguh Identitas Ke-Nahdlatul Wathan-an
 Dalam setiap moment HULTAH NWDI, ada hal yang penting dianalisa, yaitu makna di balik PAWAI HULTAH NWDI. Pawai hultah NWDI atau biasa disebut pawai alegoris yang menghadirkan semua elemen masyarakat, baik masyarakat terdidik dalam ranah pendidikan NW maupun masyarakat umum yang rela datang berjalan berkompoy berbaris dengan penuh kedisiplinan, penuh hormat dan ta'zim ketika melewati panggung kehormatan. Ini menjadi bukti bahwa HULTAH NWDI memiliki makna yang penting dalam memperteguh ke-NW-an warga besar Nahdlatul Wathan. Sebagaimana Pendiri NWDI, NBDI DAN NW memberikan penegasan yang penting dalam konteks kita berorganisasi, seperti dalam wasiat beliau:
“NWDI dan NBDI Mu
Jalan menuju ke langit ilmu
Terus kebulan sampai bertemu
Sinar yang lima nyinari penjuru ( w.101. h.119 )
 Dengan demikian, ada beberapa Identitas Ke-Nahdhatul Wathan-an dalam memahami makna di balik penyelenggaraan HULTAH NWDI yang diajarkan oleh pendiri NWDI NBDI dan NW secara umum dapat dielaborasikan menjadi beberapa point penting:
Pertama: identitas kelembagaan
 Salah satu inovasi dan improvisasi yang dilakukan oleh beliau TGKH.M. Zainuddin Abdul Madjid adalah meletakkan identitas lembaga pendidikan dibawah naungan organisasi Nahdhatul Wathan dengan lebel “NW“ seperti Yayasan Perguruan NW mulai dari tingkat paling rendah sampai jenjang yang paling tinggi, seperti TK NW, SD NW, MI NW, MTs NW, MA NW/SMA NW dan STKIP NW, IAIN NW, UNIV NW.
 Identitas dengan penegasan lebel “NW“ di lembaga pendidian memberikan nilai filosofis sebagai berikut:
a. Peneguhan aan esistensi kelembagaan sebagai barisan yang tidak terpisahkan dengan organisasi NW
b. Penegasan akan identitas kelembagaan yang secara aplikatif bergantung kepada organisasi NW
c. Pola pembinaan yang koordinatif dengan organisasi NW yang secara tegas menunjukkan identitas kelembagaannya.
d. Mempermudah pola komunikasi dan jaringan koordinasi pembinaan yang dilakukan oleh pengurus organisasi NW mulai dari Pengurus Besar sampai Pengurus Ranting.
Adanya identitas mempermudah pembinaan dan pemberdayaan dalam segala lini oleh pemangku kebijakan di tingkat organisasi NW. Hemat penulis hanya organisasi NW yang memberikan lebel langsung di setiap lembaga kependidikan maupun lembaga sosial, ekonomi dan seterusnya.
Jadi, identitas ke-NW-an pada setiap lembaga pendidikan, sosial, ekonomi, budaya memberikan makna penegasan terhadap ruh perjuangan ke-NW-an bagi lembaga dan pengelolanya.
Kedua : Identitas NW pada Aspek Administratif
Di Organisasi NW ada Identitas ke-NW-an yang harus difahami sebagai atribut ke-NW-an yang terlihat pada aspek-aspek berikut ini :
a. Aspek surat-menyurat.
Dalam surat menyurat, identitas NW yang termaktub kata : Bismillahi Wabihamdihi (بسم الله وبحمده ) filosofisnya adalah memulai tulisan dengan menulis basmalah dan hamdalah merupakan ajaran Normatif Agama yang menganjurkan memulai hal-hal yang positif dengan memohon izin kepada Allah swt.
TGKH.M. Zainuddin Abdul Madjid memperkenalkan sistem penulisan awal suratmenyurat sebelum salam dengan singkatan  dengan tidak menulis lengkap dengan BismillahirrahmanirrahimnAl-hamdulillahi rabbil ‘Alamin. Dengan memberikan nilai ajaran yang luhur bahwa jika surat yang diawali dengan lafaz basmalah dengan sempurna dikhawatirkan kertas yang tertulis lafaz basmalah akan dibuang-buang di tempat yang tidak terhormat atau diinjak-injak orang. Hal itu bisa mencederai kehormatan dan kesucian lafaz-lafaz Al-qur’an.
b. Mengakhiri surat menyurat dengan redaksi:
والله الموفّق والهادي إلى سبيل الرّشاد
والسّلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Identitas ke-NW-an seperti ini membuktikan ciri khas surat menyurat yang berbeda dengan organisasi-organisasi keislaman yang lain.
c. Setiap surat harus termaktub logo atau logo yayasan NW dan ditandatangani sekaligus dicap stempel dengan stempel logo NahdhatulWathan.

Ketiga: Identitas NW pada Aspek Retorika Pidato/Ceramah Keagamaan
Identitas ke-NW-an seseorang biasa terlihat pada saat menyampaikan ceramah, pidato atau bicara dikhalayak publik, antara lain :
a. Mengawali dengan lafaz Al-hamdulillah (الحمد لله) bukan redaksi innal hamda Lillah (إنّ الحمد لله)
b. Dalam berpidato selalu diselangi dengan Do’a Islahul Ummah
اللّهمّ أصلح أمّة محمّد صلّى الله عليه وسلّم
وفرّج عن أمّة محمّد صلّى الله عليه وسلّم
وارحم أمّة محمّد صلّى الله عليه وسلّم
وانشر واحفظ وأيّد نهضة الوطن فى العالمين بحقّ محمّد صلّى الله عليه وسلّم
c. Sering menyebut-nyebut keistimewaan dan keutamaan Nahdhatul Wathan, khususnya Pendiri NW-NBDI dan NWDI.
 
Keempat : Identitas ke-NW-an dalam Kegiatan Hari Besar Keagamaan
NW sangat identik dengan atribut-atribut ke-NW-an yang tidak terlihat di organisasi yang lain. Atribut-atribut tersebut terlihat pada aspek-aspek berikut :
a. Setiap pengajian umum, pengajian pengurus besar, Pengajian tuan Guru-Tuan Guru Nahdhatul Wathan diawali dengan Pembacaan Fatihah-Fatihah yang secara spesifik menyebut langsung:
Pertama, kepada Nabi dan Karabatnya.
Kedua, kepada pendiri NW-NWDI dan NBDI secara khusus dan kepada seluruh Pencinta.
Ketiga, kepada para ulama’, guru, orang tua dan kaum muslimin.
Keempat, kepada organisasi NW untuk tetap jaya, eksis dan populer sepanjang masa dan bahkan disemesta alam.
b. Pembacaan shalawat Nahdhatain dalam segala rangkaian kegiatan ke-Nahdhatul Wathan-an dan biasanya warga Nahdhiyyin membaca shalawat Nahdhatain secara bersamaan-serentak.
c. Penutupan kegiatan keagamaan dengan membaca Do’a Pusaka (Rabbananfa’na), pembacaan doa pusaka ini dibaca bersama-sama yang dipimpin oleh salah satu Tuan Guru atau para asatiz.

Kelima : Identitas NW dalam Aspek Ideologi dan Falsafah
Orang-orang yang disebut dengan orang-orang yang mengikuti Ajaran dan Khittah Perjuangan Nahdhatul Wathan terlihat pada faham ideologi yang dianut dan diyakininya,  antara lain terlihat pada :
a. Faham Ideologi Keagamaan pada aspek Syari’ah NW
Sesuai AD/ART NW dan Wasiat TGKH.M. Zainuddin Abdul Madjid bahwa faham keagamaan dalam aspek syari’ah berdasarkan satu Mazhab Ahlussunnah wal Jama’ah  yaitu Imam Syafi’i Radhiyallahu Anhu.
b. Faham dalam aspek Teologi bersumber pada Teologi ASWAJA Ahlussunnah Waljama’ah yaitu Teologi Imam Asy-syafi’i dan Imam Al-Maturidi.
c. Faham Sufistik warga NW tercermin pada faham Sufisme Syaikh Junaid al-Bagdady dan Syaikh Hijjatul Islam Imam Al-Ghazali.
Sedangkan falsafah kehidupan warga Nahdhatul Wathan tercermin pada prilaku kehidupan yang selalu berorientasi pada Ridha dan Tuntunan Ilahi dan Bimbingan Nabi Muhammmad saw.
Keenam : Identitas NW pada Aspek Kesenian
Di kalangan warga Nahdhiyyin terlihat jelas pada aspek lagu-lagu yang sering didendangkan dan disosialisasikan. Ada sekitar 20 Lagu atau Nasyid yang ditulis oleh TGKH.M. Zainuddin Abdul Madjid yang sangat dianjurkan untuk disosialisasikan kepada masyarakat. Lagu-lagu ke-NW-an menjadi pembeda yang jelas dengan orang-orang yang bukan warga NW yang identik dengan lagu-lagu perjuangan yang disenandungkan oleh pendiri organisasi NW, NBDI dan NWDI.
Ketujuh : Identitas ke-NW-an pada Aspek Tata Busana
Ciri khas yang terlihat pada warga Nahdhatul Wathan pada aspek busana adalah pakaian yang sopan, rapi, islami dan tentu menutupi aurat. Namun ada khas pada pakaian Tuan Guru NW yang memakai jubah, sorban, selendang hijau (warna lambang NW ) atau pakai sarung, surban, peci hitam dan seterusnya. Pakaian-pakaian ini memberikan gambaran akan identitas Nahdhatul Wathan yang positif untuk dilestarikan dan dikembangkan. Identitas-identitas tersebut terlihat dalam semua even kegiatan organasasi khususnya dalam even akbar HULTAH NWDI dalam setiap tahunnya.

PILAR KETIGA: HULTAH NWDI DALAM DIMENSI DAKWAH ISLAMIYAH.
 Hultah NWDI sesungguhnya menjadi agenda Dakwah tahunan yang dikategorikan sebagai penutuh akhir dari semua Majlis Dakwah Hamzanwadi NW yang diasuh dan dibina lansung oleh Pendiri NWDI, NBDI dan NW, atau majelis ta'lim NW yang diasuh oleh para kader-kader terbaik dari alumni NWDI, NBDI dan NW. Maka HULTAH adalah majelis Dakwah HAMZANWADI yang secara lansung menghimpun semua majelis-majelis NW yang ada di seluruh Indonesia.
 Dengan demikan esensi HULTAH NWDI secara makro adalah eksistensi dakwah yang senantiasa bersentuhan dengan realitas yang mengitarinya. Dalam perspektif historis, pergumulan Islam dengan realitas sosio-kultural menjumpai dua kemungkinan. Pertama, dakwah Islam mampu memberikan out-put (hasil, pengaruh) terhadap lingkungan, dalam arti memberi dasar filosofis, arah, dorongan, dan pedoman bagi perubahan masyarakat sampai terbentuknya realitas sosial baru. Kedua, dakwah Islam dipengaruhi oleh perubahan masyarakat dalam arti eksistensi, corak dan arahnya. Ini berarti bahwa aktualisasi dakwah ditentukan oleh sistem sosio-kultural. Dalam kemungkinan yang kedua ini, sistem dakwah dapat bersifat statis atau ada dinamika dengan kadar hampir tidak berarti bagi perubahan sosio-kultural.
 Berkaitan dengan Hultah NWDI sebagai bagian dari Islam kultural, para ulama/tuan guru NW yang selalu bergerak dalam bidang-bidang keagamaan memiliki posisi yang strategis di tengah-tengah masyarakat. Kedudukan ini diperkuat juga dengan pemberian status yang tinggi kepada mereka sebagai “pewaris para Nabi”. Dengan demikian lengkaplah aura keilahian dan kesucian yang mereka sandang. Sebab itu pula, ulama-setidaknya dalam perspektif orang awam-memiliki aura sakralitas, yang pada gilirannya terjewantahkan dalam kekuatan kharisma tertentu, dan ulama sendiri cukup waspada untuk memelihara dan melanggengkan aura kesucian yang mereka pegang dengan, antara lain; tidak terlalu terlibat dalam urusan-urusan yang bersifat propan dan sebaliknya, bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan muru’ah. Inilah yang melestarikan kewibawaan, otoritas, dan kharisma ulama vis a vis umat umumnya. Di sini pulalah terlihat hubungan yang cukup jelas antara knowledge dan power dalam eksistensi ulama, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok yang mempunyai karakter dan distingsi sosial yang khas.
Nahdlatul Wathan adalah sebuah organisasi yang berorientasi pada bidang pendidikan, sosial, dan dakwah islamiyah. Inti perjuangannya adalah berupaya mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. Perjuangan ini menjadi sangat strategis, karena pembangunan di bidang SDM dapat terefleksi dalam bidang-bidang pembangunan lainnya. Artinya, Kesuksesan di bidang-bidang pembangunan sangat bergantng pada kualitas sumber daya manusia.
Sebagai gambaran awal peran NWDI-NBDI yang disebut oleh pendirinya, Dwi Tunggal Pantang Tanggal, dalam mencetak SDM yang kemudian hari nanti menjadi motor penggerak pembangunan sosial keagamaan di Indonesia ini. Out put dari madrasah NWDI pada priode awal menjadi pelanjut dan pengembang dari visi, misi dan perjuangan pendiri NWDI-NBDI yang nantinya dua madrasah tersebut menjadi embrio lahirnya Organisasi Nahdlatul Wathan. Ini artinya, kontribusi organisasi Nahdlatul Wathan telah secara lansung memberikan peran yang sangat penting dalam pembangunan sumberdaya manusia Indonesia yang tidak sedikit dari alumni-alumni NW telah berkiprah banyak dalam pembangunan bangsa dan negara.

EPILOG
Di sinilah esensi Hultah NWDI menjadi perekat faham-faham yang berserakan di tengah masyarakat yang pada gilirannya nanti diberikan injeksi keagamaan untuk berkiprah di tengah masyarakat sepulangnya para abituren mengaji. Hultah NWDI sebagai agenda kepesantrenan di organisasi Nahdhatul Wathan di mana, institusi pesantren dengan Tuan guru yang ortodok-kharismatik merupakan sosok sentral yang mendominasi kehidupan keagamaan masyarakat muslim di NTB. Kharisma dan pengaruh Tuan guru didasarkan pada jaringan hubungan patronasi dengan santri-santri mereka yang datang dari seluruh penjuru Lombok bahkan sampai wilayah lain di luar Lombok bahkan dari segala penjuru dunia, seperti dari Makkah, Madinah, Mesir, India, dan sebagainya, yang secara lansung maupun tidak lansung berguru kepada pendiri NWDI, NBDIdan NW. Hultah NWDI dapat dikategorikan mampu mengikat emosi keilmuan dan memperkokoh genealogi keilmuan yang pipanya tersambung sampai Nabi Muhammad SAW.
Sungguh beruntunglah bagi siapa saja yang hadir di medan HULTAH NWDI ke-82 di Anjani, yang saat ini dihadiri oleh keturunan lansung pendiri Madrasah al-Shaulatyiyyah Makkah al-Mukarramah, Mudir Madrasah Asshualatiyah Syaikh Madjid Said Mas'ud Salim Rahmatullah, Madrasah keberkahan, madrasah para ulama dunia, dan sekaligus Hultah NWDI menjadi penyebab dan perantara hadirnya ulama-ulama Makkah dan inilah sesungguhnya sebagai media penyambung pipa keilmuan dan keberkahan dari Maulassyaikh Hamzanwadi sampai kepada Nabi Muhammad SAW.

Waallahu a' lam bi al-shawab
Wallahu al-muwaffiq ila sabiili al-Rasyad

Kamis, 20 Juli 2017

Nazhom Aqidatul 'Awam ( Tentang Tauhid Dll )


KITAB KAUM SHOLIHIN

AQIDAH AL AWWAM ( عقيدة العوام ) KARYA SAYYID AHMAD AL MARZUKI

أَبـْـدَأُ بِـاسْمِ اللهِ وَالـرَّحْـمَنِ وَبِـالـرَّحِـيـْمِ دَائِـمِ اْلإِحْـسَانِ

Saya memulai dengan nama Alloh, Dzat yang maha pengasih, dan Maha Penyayang yang senatiasa memberikan kenikmatan tiada putusnya

فَالْـحَـمْـدُ ِللهِ الْـقَدِيْمِ اْلأَوَّلِ اْلآخِـرِ الْـبَـاقِـيْ بِلاَ تَـحَـوُّلِ

Maka segala puji bagi Alloh Yang Maha Dahulu, Yang Maha Awal, Yang Maha Akhir, Yang Maha Tetap tanpa ada perubahan

ثُـمَّ الـصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ سَرْمَـدَ ا عَـلَـى الـنَّـبِيِّ خَيْرِ مَنْ قَدْ وَحَّدَا

Kemudian, semoga sholawat dan salam senantiasa tercurahkan pada Nabi sebaik-baiknya orang yang mengEsakan Alloh

وَآلِهِ وَصَـحْـبِهِ وَمَـنْ تَـبِـعْ سَـبِـيْلَ دِيْنِ الْحَقِّ غَيْرَ مُـبْـتَدِعْ

Dan keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti jalan agama secara benar bukan orang-orang yang berbuat bid’ah

وَبَـعْـدُ فَاعْلَمْ بِوُجُوْبِ الْمَعْرِفَـهْ مِنْ وَاجِـبٍ ِللهِ عِـشْرِيْنَ صِفَـهْ

Dan setelahnya ketahuilah dengan yakin bahwa Alloh itu mempunyai 20 sifat wajib

فَـاللهُ مَـوْجُـوْدٌ قَـدِيْمٌ بَاقِـي مُخَـالِـفٌ لِلْـخَـلْقِ بِاْلإِطْـلاَقِ

Alloh itu Ada, Qodim, Baqi dan berbeda dengan makhlukNya secara mutlak

وَقَـائِمٌ غَـنِـيْ وَوَاحِـدٌ وَحَيّ قَـادِرٌ مُـرِيـْدٌ عَـالِمٌ بِكُلِّ شَيْ

Berdiri sendiri, Maha Kaya, Maha Esa, Maha Hidup, Maha Kuasa, Maha Menghendaki, Maha Mengetahui atas segala sesuatu

سَـمِـيْعٌ الْبَـصِيْـرُ والْمُتَكَلِـمُ لَهُ صِفَـاتٌ سَـبْـعَـةٌ تَـنْـتَظِمُ

Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Berbicara, Alloh mempunyai 7 sifat yang tersusun

فَـقُـدْرَةٌ إِرَادَةٌ سَـمْـعٌ بَصَـرْ حَـيَـاةٌ الْـعِلْـمُ كَلاَمٌ اسْـتَمَرْ

yaitu Berkuasa, Menghendaki, Mendengar, Melihat, Hidup, Mempunyai Ilmu, Berbicara secara terus berlangsung

وَ جَـائـِزٌ بِـفَـضْـلِهِ وَ عَدْلِهِ تَـرْكٌ لِـكُـلِّ مُمْـكِـنٍ كَفِعْلِهِ

Dengan karunia dan keadilanNya, Alloh memiliki sifat boleh (wenang) yaitu boleh mengerjakan sesuatu atau meninggalkannya

أَرْسَـلَ أَنْـبِيَا ذَوِي فَـطَـانَـهْ بِالصِّـدْقِ وَالـتَّـبْلِـيْغِ وَاْلأَمَانَهْ

Alloh telah mengutus para nabi yang memiliki 4 sifat yang wajib yaitu cerdas, jujur, menyampaikan (risalah) dan dipercaya

وَجَـائِزٌ فِي حَقِّـهِمْ مِنْ عَـرَضِ بِغَـيْـرِ نَقْصٍ كَخَفِيْفِ الْمَـرَضِ

Dan boleh didalam hak Rosul dari sifat manusia tanpa mengurangi derajatnya,misalnya sakit yang ringan

عِصْـمَـتُهُمْ كَسَـائِرِ الْمَلاَئِـكَهْ وَاجِـبَـةٌ وَفَـاضَلُوا الْـمَـلاَئِكَهْ

Mereka mendapat penjagaan Alloh (dari perbuatan dosa) seperti para malaikat seluruhnya. (Penjagaan itu) wajib bahkan para Nabi lebih utama dari para malaikat

وَالْـمُسْـتَحِيْلُ ضِدُّ كُـلِّ وَاجِبِ فَـاحْـفَظْ لِخَمْسِيْنَ بِحُكْمٍ وَاجِبِ

Dan sifat mustahil adalah lawan dari sifat yang wajib maka hafalkanlah 50 sifat itu sebagai ketentuan yang wajib

تَـفْصِيْـلُ خَمْسَةٍ وَعِشْرِيْـنَ لَزِمْ كُـلَّ مُـكَـلَّـفٍ فَحَقِّقْ وَاغْـتَنِمْ

Adapun rincian nama para Rosul ada 25 itu wajib diketahui bagi setiap mukallaf, maka yakinilah dan ambilah keuntungannya

هُمْ آدَمُ اِدْرِيْسُ نُوْحٌ هُـوْدٌ مَـعْ صَالِـحْ وَإِبْرَاهِـيْـمُ كُـلٌّ مُـتَّبَعْ

Mereka adalah Nabi Adam, Idris, Nuh, Hud serta Sholeh, Ibrahim ( yang masing-masing diikuti berikutnya)

لُوْطٌ وَاِسْـمَاعِيْلُ اِسْحَاقٌ كَـذَا يَعْـقُوْبُ يُوْسُفٌ وَأَيـُّوْبُ احْتَذَى

Luth, Ismail dan Ishaq demikian pula Ya’qub, Yusuf dan Ayyub dan selanjutnya

شُعَيْبُ هَارُوْنُ وَمُوْسَى وَالْـيَسَعْ ذُو الْكِـفْلِ دَاوُدُ سُلَيْمانُ اتَّـبَـعْ

Syuaib, Harun, Musa dan Alyasa’, Dzulkifli, Dawud, Sulaiman yang diikuti

إلْـيَـاسُ يُوْنُسْ زَكَرِيـَّا يَحْيَى عِـيْسَـى وَطَـهَ خَاتِمٌ دَعْ غَـيَّا

Ilyas, Yunus, Zakaria, Yahya, Isa dan Thaha (Muhammad) sebagai penutup, maka tinggalkanlah jalan yang menyimpang dari kebenaran

عَلَـيْـهِـمُ الصَّـلاةُ والسَّـلامُ وآلِهِـمْ مـَـا دَامَـتِ اْلأَيـَّـامُ

Semoga sholawat dan salam terkumpulkan pada mereka dan keluarga mereka sepanjang masa

وَالْـمَـلَكُ الَّـذِي بِلاَ أَبٍ وَأُمْ لاَ أَكْـلَ لاَ شـُرْبَ وَلاَ نَوْمَ لَهُمْ

Adapun para malaikat itu tetap tanpa bapak dan ibu, tidak makan dan tidak minum serta tidak tidur

تَفْـصِـيْلُ عَشْرٍ مِنْهُمُ جِبْرِيْـلُ مِـيْـكَـالُ اِسْـرَافِيْلُ عِزْرَائِـيْلُ

Secara terperinci mereka ada 10, yaitu Jibril, Mikail, Isrofil, dan Izroil

مُـنْـكَرْ نَـكِـيْرٌ وَرَقِيْبٌ وَكَذَا عَـتِـيْدُ مَالِكٌ وَرِضْوَانُ احْتـَذَى

Munkar, Nakiir, dan Roqiib, demikian pula ‘Atiid, Maalik, dan Ridwan dan selanjutnya

أَرْبَـعَـةٌ مِنْ كُتُبٍ تَـفْصِيْـلُهَا تَـوْارَةُ مُـوْسَى بِالْهُدَى تَـنْـزِيْلُهَا

Empat dari Kitab-Kitab Suci Allah secara terperinci adalah Taurat bagi Nabi Musa diturunkan dengan membawa petunjuk

زَبُـوْرُ دَاوُدَ وَاِنْـجِـيْـلٌ عَلَى عِيْـسَى وَفُـرْقَانٌ عَلَى خَيْرِ الْمَـلاَ

Zabur bagi Nabi Dawud dan Injil bagi Nabi Isa dan AlQur’an bagi sebaik-baik kaum (Nabi Muhammad SAW)

وَصُحُـفُ الْـخَـلِيْلِ وَالْكَلِيْـمِ فِيْـهَـا كَلاَمُ الْـحَـكَمِ الْعَلِيْـمِ

Dan lembaran-lembaran (Shuhuf) suci yang diturunkan untuk AlKholil (Nabi Ibrohim) dan AlKaliim (Nabi Musa) mengandung Perkataan dari Yang Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui

وَكُـلُّ مَـا أَتَى بِهِ الـرَّسُـوْلُ فَحَـقُّـهُ الـتَّـسْـلِـيْمُ وَالْقَبُوْلُ

Dan segala apa-apa yang disampaikan oleh Rosulullah, maka kita wajib pasrah dan menerima

إِيـْمَـانُـنَا بِـيَـوْمِ آخِرٍ وَجَبْ وَكُـلِّ مَـا كَـانَ بِـهِ مِنَ الْعَجَبْ

Keimanan kita kepada Hari Akhir hukumnya wajib, dan segala perkara yang dahsyat pada Hari Akhir

خَـاتِمَةٌ فِي ذِكْرِ بَاقِي الْوَاجِـبِ مِمَّـا عَـلَى مُكَـلَّفٍ مِنْ وَاجِـبِ

Sebagai penutup untuk menerangkan ketetapan yang wajib, dari hal yang menjadi kewajiban bagi mukallaf

نَـبِـيُّـنَـا مُحَمَّدٌ قَـدْ أُرْسِلاَ لِلْـعَالَمِـيْـنَ رَحْـمَـةً وَفُضِّلاَ

Nabi kita Muhammad telah diutus untuk seluruh alam sebagai Rahmat dan keutamaan diberikan kepada beliau SAW melebihi semua

أَبـُوْهُ عَـبْدُ اللهِ عَبْدُ الْمُطَّلِـبْ وَهَـاشِمٌ عَبْـدُ مَنَافٍ يَـنْـتَسِبْ

Ayahnya bernama Abdullah putera Abdul Mutthalib, dan nasabnya bersambung kepada Hasyim putera Abdu Manaf

وَأُمُّـهُ آمِـنَـةُ الـزُّهْـرِيـَّـهْ أَرْضَـعَـهُ حَـلِيْمَـةُ السَّعْدِيـَّهْ

Dan ibunya bernama Aminah Az-Zuhriyyah, yang menyusui beliau adalah Halimah As-Sa’diyyah

مـَوْلِدُهُ بِـمَـكَـةَ اْلأَمِيْـنَـهْ وَفَـاتُـهُ بِـطَـيْـبَةَ الْـمَدِيْنَهْ

Lahirnya di Makkah yang aman, dan wafatnya di Toiybah (Madinah)

أَتَـمَّ قَـبْـلَ الْـوَحِيِ أرْبَعِيْنَا وَعُمْـرُهُ قَـدْ جَـاوَزَ الـسِّـتِّيْنَا

Sebelum turun wahyu, nabi Muhammad telah sempurna berumur 40 tahun, dan usia beliau 60 tahun lebih

وسـَبْـعَةٌ أَوْلاَدُهُ فَـمِـنْـهُـمُ ثَلاَثَـةٌ مِـنَ الـذُّكُـوْرِ تُـفْهَمُ

Ada 7 orang putera-puteri nabi Muhammad, diantara mereka 3 orang laki-laki, maka pahamilah itu

قـَاسِـمْ وَعَـبْدُ اللهِ وَهْوَ الطَّيـِّبُ وَطَـاهِـرٌ بِـذَيْـنِ ذَا يُـلَقَّبُ

Qasim dan Abdullah yang bergelar At-Thoyyib dan At-Thohir, dengan 2 sebutan inilah (At-Thoyyib dan At-Thohir) Abdullah diberi gelar

أَتَـاهُ إِبـْرَاهِـيْـمُ مِنْ سَـرِيـَّهْ فَأُمُّهُ مَارِيـَةُ الْـقِـبْـطِـيَّـهْ

Anak yang ketiga bernama Ibrohim dari Sariyyah (Amat perempuan), ibunya (Ibrohim) bernama Mariyah Al-Qibtiyyah

وَغَـيْـرُ إِبـْرَاهِيْمَ مِنْ خَـدِيْجَهْ هُمْ سِتَـةٌ فَـخُـذْ بِـهِمْ وَلِـيْجَهْ

Selain Ibrohim, ibu putera-puteri Nabi Muhammad berasal dari Khodijah, mereka ada 6 orang (selain Ibrohim), maka kenalilah dengan penuh cinta

وَأَرْبَعٌ مِـنَ اْلإِنـَاثِ تُـذْكَـرُ رِضْـوَانُ رَبِّـي لِلْـجَـمِـيْعِ يُذْكَرُ

Dan 4 orang anak perempuan Nabi akan disebutkan, semoga keridhoan Allah untuk mereka semua

فَـاطِـمَـةُ الزَّهْرَاءُ بَعْلُهَا عَلِيْ وَابـْنـَاهُمَا السِّبْطَانِ فَضْلُهُمْ جَلِيْ

Fatimah Az-Zahro yang bersuamikan Ali bin Abi Tholib, dan kedua putera mereka (Hasan dan Husein) adalah cucu Nabi yang sudah jelas keutamaanya

فَـزَيْـنَـبٌ وبَـعْـدَهَـا رُقَـيَّـهْ وَأُمُّ كُـلْـثُـوْمٍ زَكَـتْ رَضِيَّهْ

Kemudian Zaenab dan selanjutnya Ruqayyah, dan Ummu Kultsum yang suci lagi diridhoi

عَـنْ تِسْـعِ نِسْوَةٍ وَفَاةُ الْمُصْطَفَى خُـيِّـرْنَ فَاخْـتَرْنَ النَّـبِيَّ الْمُقْتَفَى

Dari 9 istri Nabi ditinggalkan setelah wafatnya, mereka semua telah diminta memilih syurga atu dunia, maka mereka memilih nabi sebagai panutan

عَـائِـشَـةٌ وَحَـفْصَةٌ وَسَـوْدَةُ صَـفِـيَّـةٌ مَـيْـمُـوْنَةٌ وَ رَمْلَةُ

Aisyah, Hafshah, dan Saudah, Shofiyyah, Maimunah, dan Romlah

هِنْـدٌ وَ زَيْـنَبٌ كَـذَا جُوَيـْرِيَهْ لِلْـمُـؤْمِنِيْنَ أُمَّـهَاتٌ مَرْضِيَهْ

Hindun dan Zaenab, begitu pula Juwairiyyah, Bagi kaum Mu’minin mereka menjadi ibu-ibu yang diridhoi

حَـمْـزَةُ عَـمُّـهُ وعَـبَّـاسٌ كَذَا عَمَّـتُـهُ صَـفِيَّـةٌ ذَاتُ احْتِذَا

Hamzah adalah Paman Nabi demikian pula ‘Abbas, Bibi Nabi adalah Shofiyyah yang mengikuti Nabi

وَقَـبْـلَ هِـجْـرَةِ النَّـبِيِّ اْلإِسْرَا مِـنْ مَـكَّـةٍ لَيْلاً لِقُدْسٍ يُدْرَى

Dan sebelum Nabi Hijrah (ke Madinah), terjadi peristiwa Isro’. Dari Makkah pada malam hari menuju Baitul Maqdis yang dapat dilihat

بَـعْـدَ إِسْـرَاءٍ عُـرُوْجٌ لِلـسَّمَا حَتىَّ رَأَى الـنَّـبِـيُّ رَبـًّا كَـلَّمَا

Setelah Isro’ lalu Mi’roj (naik) keatas sehingga Nabi melihat Tuhan yang berkata-kata

مِنْ غَيْرِ كَيْفٍ وَانْحِصَارٍ وَافْـتَرَضْ عَـلَـيْهِ خَمْساً بَعْدَ خَمْسِيْنَ فَرَضْ

Berkata-kata tanpa bentuk dan ruang. Disinilah diwajibkan kepadanya (sholat) 5 waktu yang sebelumnya 50 waktu

وَبَــلَّـغَ اْلأُمَّــةَ بِـاْلإِسـْرَاءِ وَفَـرْضِ خَـمْـسَةٍ بِلاَ امْتِرَاءِ

Dan Nabi telah menyampaikan kepada umat peristiwa Isro’ tersebut. Dan kewajiban sholat 5 waktu tanpa keraguan

قَـدْ فَـازَ صِـدِّيْقٌ بِتَـصْدِيْقٍ لَـهُ وَبِـالْـعُرُوْجِ الصِّدْقُ وَافَى أَهْلَهُ

Sungguh beruntung sahabat Abubakar As-Shiddiq dengan membenarkan peristiwa tersebut, juga peristiwa Mi’raj yang sudah sepantasnya kebenaran itu disandang bagi pelaku Isro’ Mi’roj

وَهَــذِهِ عَـقِـيْـدَةٌ مُـخْـتَصَرَهْ وَلِـلْـعَـوَامِ سَـهْـلَةٌ مُيَسَّرَهْ

Inilah keterangan Aqidah secara ringkas bagi orang-orang awam yang mudah dan gampang

نـَاظِـمُ تِلْـكَ أَحْـمَدُ الْمَرْزُوقِيْ مَـنْ يَنْـتَمِي لِلصَّادِقِ الْمَصْدُوْقِ

Yang di nadhomkan oleh Ahmad Al Marzuqi, seorang yang bernisbat kepada Nabi Muhammad (As-Shodiqul Mashduq)

وَ الْحَـمْـدُ ِللهِ وَصَـلَّى سَـلَّمَا عَلَـى النَّبِيِّ خَيْرِ مَنْ قَدْ عَلَّمَا

Dan segala puji bagi Allah serta Sholawat dan Salam tercurahkan kepada Nabi sebaik-baik orang yang telah mengajar

وَاْلآلِ وَالـصَّـحْـبِ وَكُـلِّ مُرْشِدِ وَكُـلِّ مَـنْ بِخَيْرِ هَدْيٍ يَقْتَدِي

Juga kepada keluarga dan sahabat serta orang yang memberi petunjuk dan orang yang mengikuti petunjuk

وَأَسْـأَلُ الْكَـرِيْمَ إِخْـلاَصَ الْعَمَلْ ونَـفْـعَ كُـلِّ مَنْ بِهَا قَدِ اشْتَغَلْ

Dan saya mohon kepada Allah yang Maha Pemurah keikhlasan dalam beramal dan manfaat bagi setiap orang yang berpegang teguh pada aqidah ini

أبْيَاتُهَا ( مَـيْـزٌ ) بِـعَدِّ الْجُمَّلِ تَارِيْخُها ( لِيْ حَيُّ غُرٍّ ) جُمَّلِ

Nadhom ini ada 57 bait dengan hitungan abjad, tahun penulisannya 1258 Hijriah

سَـمَّـيْـتُـهَا عَـقِـيْدَةَ الْـعَوَامِ مِـنْ وَاجِبٍ فِي الدِّيْنِ بِالتَّمَامِ

Aku namakan aqidah ini Aqidatul Awwam, keterangan yang wajib diketahui dalam urusan agama dengan sempurna

🌻 Fatimah Az Azahra Al'latas

Selasa, 11 Juli 2017

Amalan ibu hamil






Amalan Untuk Ibu Hamil
---------------------------------
Agar kehamilan kuat dan tidak keguguran ijazah dari Guru Mulia Al Alim Al Allamah Al Musnid Al Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz :
Disarankan membaca "Yaa Hasiib" 7 kali, setiap selesai sholat wajib (sambil mengelus perut).

Adab dan do'a bagi wanita hamil hingga proses melahirkan

Para salafus sholeh mendidik anak-anak mereka semenjak dari kandungan dengan cara mengajak istrinya diwaktu hamil untuk selalu melakukan amalan-amalan baik seperti membaca al-Qur'an hingga hattam berkali-kali, bersholawat, dzikir dan selalu mendo'akan anak yang dikandung dengan harapan supaya menjadi anak yang sholeh, qurrotul 'ain Rasulullah SAW, berbakti kepada orang tuanya, mengikuti jejak para salafus sholeh, menjadi orang yang bermanfaat dalam agama untuk dirinya dan umat islam dll.
Adapun do'a buat wanita hamil banyak dan diantarannya :

Do'a untuk wanita hamil ( dari Al Imam Al Quthb Al Habib Abdul Qodir bin Ahmad Assegaf )

Dibaca setiap habis sholat lima waktu

بسم الله الرّحمن الرّحيم

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّد، اللَّهُمَّ احْفَظْ وَلَدِيْ مَا دَامَ فِيْ بَطْنِي وَاشْفِهِ مَعَ أُمَةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ نَبِيِّكَ وَ رَسُوْلِكَ، أَنْتَ شَافٍ لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاءُكَ شِفَاءً عَاجِلاً لاَيُغَادِرُ سَقَمًا، اللَّهُمَّ  صَوِّرْهُ فِيْ بَطْنِيْ صُوْرَةً  حَسَنَةً، وَثَبِّتْ قَلْبَهُ إِيْمَانًا بِكَ وَ بِرَسُوْلِكَ، اللَّهُمَّ  أَخْرِجْهُ مِنْ بَطْنِيْ وَقْتَ وِلاَدَتِيْ سَهْلاً وَ سَلِيْمًا فِيْ الدُّنْيا و الآخرة، و تقبل دعاءنا كما تقبلت دعاء نبيك و رسولك سيدنا محمد صلى الله عليه و آله و سلم، اللهم احفظ الولد الذي أَخْرَجَكَ مِنْ عَالَمِ الظَّلاَمِ إِلَى عَالَمِ النُّوْرِ وَ اجْعَلْهُ صَحِيْحًا كَامِلاً عَاقِلاً لَطِيْفَا، اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ شَهِيْدًا وَ مُبَارَكًا و َعَالِمًا وَ حَافِظًا مِنْ كَلاَمِكَ اْلمَكْنُوْنِ وَكِتَابِكَ الْمَحْفُوْظِ، اللّهُمَّ طَوِّلْ عُمْرَهُ وَ صَحِّحْ جَسَدَهُ وَأَفْصِحْهُ لِقِرَاءَةِ اْلقُرْآنِ اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ صَبْرًا مِنَ اْلمَرَضِ وَ اْلأَسْقَامِ وَالْعَطَشِ بِبَرْكَةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلهِ وَ سَلَّمَ وَ جَمِيْعِ اْلأَنْبِيَاءِ وَ اْلمُرْسَلِيْنَ وَ اْلمَلاَئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ، إِنَّ اللهَ وَ مَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيْ يَآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمَا، وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ اْلحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ.آمين

Do'a dari Al Imam Al Habib Ahmad bin Hasan Al Athos di dalam kitab tadzkirun nas agar tidak keguguran insya Allah.
Maka dianjurkan bagi wanita hamil untuk meletakkan tangannya diatas perutnya sambil membaca ya hasiib 7 kali disetiap habis sholat 5 waktu :
يا حسيب x٧

"Dan adapun do'a untuk memudahkan proses melahirkan sebagaimana yang disebutkan dalam kitab al-adzkar dari hadist Rasulullah SAW dan diamalkan salafus sholeh"

Yaitu terlebih dahulu membaca ayat kursi :

اللهُ لآَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ، لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ و َلاَ نَوْمُُ، لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَ مَا فِي اْلأَرْضِ، مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِندَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَ مَاخَلْفَهُمْ و َلاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَآءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَ اْلأَرْضَ، و َلاَ يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا و َهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيم.

Lalu bacalah ayat dibawah ini 3 kali :

إِنَّ رَبَّكُمُ اللهُ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ و الأرض في ستة أيام ثم استوى على العرش. يغشي الليل و النهار يطلبه حثيثا و الشمس و القمر و النجوم مسخرات بأمره. الا له الخلق و الأمر. تبارك الله رب العالمين x٣

Kemudian baca surat al ikhlas dan mu'awwidzatain dan al fatehah :

بسم الله الرحمن الرحيم
قل هو الله أحد، الله الصمد، لم يلد و لم يولد، و لم يَكُـنْ لَهُ كُفُـوًا أَحَـدٌ.

بِسْم اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ، مِنْ شَرِّ ماَ خَلَقَ، و َمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ، و َمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ، و َمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَد.

بِسْم اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ، مَلِكِ النَّاسِ، إِلَهِ النَّاسِ، مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ، الذي يوسوس في صدور الناس، من الجنة و الناس.

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين، الرحمن الرحيم، مالك يوم الدين، إياك نعبد و إياك نستعين، اهدنا الصراط المستقيم، صراط الذين أنعمت عليهم غير المغضوب عليهم و لا الضآلين. آمين

Kemudian perbanyaklah do'a alkarb :

لا إله إلا الله اْلعَظَيم الحليمِْ، لا إله إلا الله رب العرش العظيم، لاَاِلَهَ اِلاَّاللهُ رَبُّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَ الأَرَضِيْنَ السَّبْعِ وَ رَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ.

Kemudian bagi suami dianjurkan untuk memperbanyak bacaan do'a dibawah ini ketika istrinya sudah ada tanda-tanda melahirkan :

حنا ولدت مريم، مريم ولدت عيسى أخرج أيها المولود بإذن الملك المعبود.


Senin, 10 Juli 2017

Siapakah mereka yang terbaik

Jadilah salah satu diantara mereka

بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــم

                     ✍🏻  من هم خيرُ الناس
*_" Siapakah Mereka Sebaik-Baik Manusia ?! "_*
------------------------------------------------------------------------

 قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:

_Rasulullah ﷺ  bersabda :_


( *خيركم من تعلم القرآن وعلمه* )
صحيح البخاري 5027

1⃣ _" Sebaik-baik kalian adalah orang yang *belajar Al Qur'an* dan *mengajarkannya* " ( HR. Bukhari 5027 )_

( *خياركم أحاسنكم أخلاقا* )
 صحيح البخاري6035

2⃣ _" Sebaik-baik kalian adalah yang *paling baik akhlaknya* " (HR. Bukhari 6035)_

( *خيركم أحسنكم قضاء* )
أي عند رد القرض .
 صحيح البخاري رقم 2305

3⃣ _"Sebaik-baik kalian adalah yg *paling baik* dalam *membayar* ( *mengembalikan hutang* ) (HR. Bukhari 2305)_

 ( *خيركم من يُرجى خيره ويُؤمٓن شره* )
 صحيح الترمذي / 2263

4⃣ _" Sebaik-baik kalian adalah orang *paling bisa diharapkan kebaikannya* dan *aman dari keburukannya* " (HR. Tirmidzi 2263)_

 ( *خيركم خيركم لأهله* )
صحيح ابن حبان / 4177

5⃣ _" Sebaik-baik kalian adalah yg *paling baik terhadap istrinya* " (HR. Ibnu Hibban : 4177)_

 ( *خيركم من أطعم الطعام وردَّ السلام* )
 صحيح الجامع / 3318

6⃣ _" Sebaik-baik kalian adalah orang yang mau *memberi makan* (kepada orang lain) dan *mau menjawab salam*" (Shahih Al Jami' 3318)_

( *خياركم ألينُكم مناكب في الصلاة* )
 الترغيب والترهيب  234/1
أي: يفسح لمن يدخل الصف في الصلاة .

7⃣ _" Sebaik-baik kalian adalah yang *paling baik dalam meluaskan tempat* ( bagi orang masuk dalam shof) *dalam sholat*."  (Targhib wa Tarhib 1/234)_

 ( *خير الناس من طال عمره وحسن عمله* )
 صحيح الجامع 3297

8⃣ _" Sebaik-baik manusia adalah orang yg *panjang umurnya* dan *baik amal perbuatannya*." (Shahih al Jami' 3297)_

 ( *خير الناس أنفعهم للناس* )
صحيح الجامع 3289

9⃣ _" Sebaik-baik manusia adalah yg *paling bermanfaat bagi orang lain*." (Shahih al Jami' 3289)_

 ( *خير الأصحاب عند الله خيركم لصاحبه، وخير الجيران عند الله خيركم لجاره* )
صحيح الأدب المفرد/84

1⃣0⃣ _" Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah *sebaik-baik kalian terhadap sahabatnya*, Sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah *yg terbaik* diantara kalian *terhadap tetangga*."  (Shahih Adabul Mufrod : 84)_

 ( *خير النَّاس ذو القلب المَخْمُوم واللِّسان الصَّادق* ) قالوا : صدوق اللسان نعرفه ، فما مخموم القلب ؟ قال :
(  *هو النقي ، التقي ، لا إثم عليه ، ولا بغي ، ولا غل ، ولا حسد* ) .
صحيح الجامع / 3291

1⃣1⃣ _" Sebaik-baik manusia adalah orang yg memiliki *hati yg makhmum* dan *lisan yg shodiq /jujur*." Para sahabat bertanya : Lisan yg jujur kami paham, maka apa yg dimaksud dg hati yg makhmum? Beliau bersabda : " Adalah orang yg memiliki *hati yg bersih* dan *bertaqwa*, tidak ada dosa padanya dan *tidak menantang*, serta *tidak ada rasa benci* dan *tidak ada rasa iri dengki* " (Shahih al Jami' 3201)_

*جعلني الله واياكم من خير الناس*

_" Semoga Allah ta'ala menjadikan saya dan antum semua menjadi orang yg terbaik. "_

_____________


" Ya Allah...........
Jadikanlah kami salah satu diantara mereka..
....................................."

Jumat, 07 Juli 2017

MUHAMMADIYAH_NU DAN NW ADALAH TIGA BERSAUDARA (DIIKAT OLEH ILMU DAN SEJARAH YANG SAMA)


MUHAMMADIYAH_NU DAN NW ADALAH TIGA BERSAUDARA
(DIIKAT OLEH ILMU DAN SEJARAH YANG SAMA)

Mengenal TGKH Zainuddin Abdul Majid, Saudara Seperguruan Kiai Hasyim-Kiai Ahmad Dahlan
Sabtu, 29 April 2017 | 11:10 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Selamat Ginting, wartawan senior Republika

Tuan Guru Kiai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid ternyata belajar dari madrasah yang sama dengan Kiai Haji Hasyim Asy’ari dan Kiai Haji Ahmad Dahlan.

Madrasah ash-Shaulatiyah merupakan salah satu madrasah legendaris di Tanah Suci. Didirikan pada 1219 H oleh seorang ulama besar imigran India, Syekh Rahmatullah Ibnu Khalil al-Hindi al-Dahlawi. Tercatat sebagai madrasah pertama dalam dunia pendidikan di Arab Saudi, sehingga gaungnya menggema ke seluruh dunia.

Madrasah ini menghasilkan ulama-ulama besar dunia, termasuk dari Indonesia. Kiai Haji Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah; dan Kiai Haji Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), adalah jebolan madrasah tersebut.

“Tuan Guru Kiai Haji (TGKH) Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, pendiri Nahdlatul Wathan (NW), mengikuti jejak Kiai Haji Ahmad Dahlan dan Kiai Haji Hasyim Asy’ari berguru di tempat yang sama,” kata cendekiawan Muslim Azyumardi Azra dalam buku Renaisanse Islam Asia Tenggara.

TGKH Zainuddin Abdul Madjid atau dikenal juga dengan julukan Kiai Hamzanwadi, masuk Madrasah Shaulatiyah pada 1345 H atau 1927 M. Saat itu sebagai mudir atau direkturnya adalah Syekh Salim Rahmatullah. Ia merupakan cucu pendiri Madrasah ash-Shaulatiyah.

Karena itu, ada hubungan historis antara Muhammadiyah, NU, dan NW di Indonesia karena basis ilmu pendirinya sama-sama dari almamater Madrasah Shaulatiyah. Maka, apa yang diajarkan di sekolah-sekolah Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, diajarkan pula di sekolah-sekolah Nahdlatul Wathan.

Shaulatiyah merupakan madrasah tradisional di tengah deru pembaruan pendidikan di Hijaz yang dilancarkan Dinasti Utsmani. Madrasah ini didirikan Syekh Muhammad Rahmat Allah dari Delhi, India, sehingga sering diasosiakan dengan Muslimin Anak Benua India.

Namun, nyatanya murid terbanyak justru dari Jawi (Jawa, Indonesia). “Kampus kancah anak-anak Jawi,” kata Faisal Abd Allah al-Aqawi, dalam buku At Ta’lim al-Ahli li al-Banin Makkah al-Mukarramah (1404/1984).

Madrasah ini berkembang pesat dan maju ketika Muhammad Zainuddin mulai menginjakkan kaki di sekolah tersebut. Pada hari pertama, ia langsung bertemu dengan Syekh Hasan Muhammad al-Masysyath. Inilah gurunya yang paling dekat dengannya. Ia juga bertemu Syekh Sayyid Muhammad Amin al-Quthbi.

Para gurunya menilai Zainuddin memiliki ketekunan tinggi dalam belajar. Beberapa guru mengakuinya sebagai murid yang tergolong cerdas. Syekh Salim Rahmatullah selalu mempercayakan kepadanya untuk menghadapi penilik madrasah Pemerintah Arabi Saudi yang sering kali datang ke madrasah. Penilik madrasah adalah penganut paham Wahabi.

“Dan Zainuddin, satu-satunya murid Madrasah ash-Shaulatiyah yang dianggap menguasai paham Wahabi dan ia selalu berhasil menjawab pertanyaan penilik itu dengan memuaskan,” kata seorang teman sekelasnya, Syekh Zakariyah Abdullah Bila, ulama besar di Tanah Suci Makkah.

Ketekunannya dalam belajar juga diakui Syekh Ismā’il Zain Al-Yamani. Ia mengagumi Syekh Zainuddin karena sangat cerdas dan akhlaknya mulia.  Zainuddin berhasil meraih peringkat pertama dan juara umum. Ia berhasil menyelesaikan studinya dalam kurun waktu enam tahun. Padahal, lama belajar normal adalah sembilan tahun.

TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, kelahiran 19 April 1898, berhasil menyelesaikan studinya di Madrasah ash-Shaulatiyah Makkah pada 1351 H atau 1933 M, dengan predikat istimewa (mumtâz). Predikat istimewa disertai perlakuan yang istimewa dari Madrasah ash-Shaulatiyah.

Ijazahnya ditulis tangan langsung oleh seorang ahli khath terkenal di Makkah saat itu, yaitu al-Khaththath asy-Syaikh Dawud ar-Rumani atas usul dari Direktur Madrasah ash-Shaulatiyah. Kemudian, ijazah tersebut diserahterimakan kepadanya pada 22 Dzulhijah 1353 H.

Hal tersebut tidak lazim dalam tradisi madrasah tersebut sepanjang zaman. Khusus untuk Zainuddin dicantumkan langsung gelar yang melekat pada pemilik ijazah ini: al-Akh al-Fadhil al-Mahir al-Kamil al-Syaikh Muhammad Zainuddin Abdul Madjid Alanfanany (Saudara yang Mulia, sang Genius sempurna, Guru Terhormat Zainuddin Abdul Madjid). Bahkan sebagian guru besar Zainuddin menyebutnya sibawaihi zamaanihi (Yang tak tertandingi).

Semua nilai ijazahnya 10 untuk seluruh mata pelajaran, bahkan dibubuhi tanda bintang dalam setiap nilainya. Mudir madrasah tersebut, saat itu Maulana Syaikh Salim Rahmatullah,  generasi ketiga dari pendiri madrasah tersebut, punya penilaian tersendiri. “Cukup satu saja murid madrasah ini asalkan seperti Zainuddin yang semua jawabannya menggunakan syair, termasuk ilmu falak yang sulit sekalipun,” seperti terungkap dalam buku H Abdul Aziz Sukarnawadi, As-Sabtu al-Fariid Fii Asaanidid as-Syeikh Ibnu Abdil Madjid, (Demak Jawa Tengah: Maktabah; Tuuras Ulama Nusantara, 2017).

Ijazahnya ditandatangani delapan guru besar madrasah, sesuatu yang tidak lazim. Predikatnya syahadah ma'a addarajah assyaraf alulaa atau lebih tinggi dari summa cum laude.

Sedangkan, Sayid Muhammad ‘Alawi ‘Abbas al-Māliki al-Makki, seorang ulama terkemuka kota suci Makkah, mengatakan, tak ada seorang pun ahli ilmu di Tanah Suci Makkah, baik thullāb maupun ulama yang tidak mengenal tingginya ilmu Syekh Zainuddin.

“Syekh Zainuddin seorang ulama besar, bukan hanya milik umat Islam Indonesia, tetapi juga milik umat Islam sedunia,” seperti tertulis dalam buku H Abdul Hayyi Nu’man dkk. Nahdlatul Wathan Organisasi Pendidikan, Sosial, dan Dakwah Islamiyah (Selong: PD NW Lombok Timur, 1988).

Beruntung dan berbanggalah organisasi massa Islam Nahdlatul Wathan, karena sang pendiri merupakan ulama dengan kualitas ilmu yang sangat tinggi, syahadah ma'a addarajah assyaraf alulaa atau lebih tinggi dari predikat summa cum laude.