Jumat, 21 Oktober 2016

Selamat Hari Santri Nasional 22 Oktober 2016 Semoga yang nyantri semakin bertambah barokahnya aaamiinn



KITAB KEHIDUPAN
 “Santri” identik dengan seseorang yang tinggal di Pondok Pesantren yang kesehariannya mengkaji kitab salaf atau kitab kuning, dengan tubuh dibalut sarung, peci, serta pakaian ala santri menjadi pelengkap dan menambah ciri khas tersendiri bagi mereka.
“Santri” itu kata yang melekat ketika melihat anak muda yang pakai peci dan bersarung. Kini itulah yang kurasakan, dulu hidup ini tidak seperti ini, banyak kisah yang sangat menyayat hati namun kini sudah terlewati begitu saja, pondok adalah tempat yang sangat berperan bagi perubahan hidupku, tak ku sangka semua ini akan menjadi seperti ini, dulu saya bukan dari sekolah agama seperti MI, MTS dan kemudian MAK, namun perjalanan hidup ini membawa saya untuk mengenal apa itu menjadi seorang santri, ya......santri biasa saja.....!!! yang mungkin kalau diukur nilai kesantrian saya tidak seperti mereka yang sudah lama menjadi santri atau yang tinggal di pondok, 
Bagi saya menjadi santri tidak harus di pondok. keluarga adalah madrasah bagiku, keluarga adalah tempat mengaji dan mengkaji tentang bagaimana seorang ibu mencintai tanpa batas, ayah mengajarkan arti kesetian dan perjuangan hingga memeras keringat menafkahi kelurga, semua itu adalah kitab tanpa huruf dankitab tanpa kata namun itu adalahkitab kehidupan. ibu dan ayah adalah guru terbaik bagiku. jujur ingin aku katakan aku bukan santri tapi bergaul dengan santri, gaya boleh gaul tapi Hati harus santri yang cinta Nabi dan pewaris Nabi yaitu Ulama.
Di hari santri ini ingin kukatakan pada dunia bahwa semua jejak langkah yang pernah kulalui mengajarkanku arti sebuah kehidupan, Ibu dan Ayah adalah orang tua kandungku yang pertama kali memperkenalkanku tentang kehidupan dan mengajarkanku satu demi satu apa semua itu, guru-guruku adalah orang tua kedua bagiku yang mengungkapkanku tentang makna dan hikmah dibalik semua itu.


Santri, itu nama yang mencari
Mencari ilmu Agama untuk bekal hidup nanti
Hidup sederhana, pakai sarung dan peci
Tak mengenal anak orang kaya atau mentri
Semua sama menjadi tholabul ilmi
Duduk bersila di depan kiyai
Setipa hari Al-Quran dan Hadist yang dikaji.
bercita-cita membagun negeri
merubah dunia menjadi permai
Dari santri untuk Indonesia santun dan Toleransi. 
Salam Santri M.Isro' Zainuddin,QH.,S.Pd.I 

Senin, 03 Oktober 2016

12 Amalan Pada Hari 'Asyuro' ( Tanggal 10 Muharrom )


Keutamaan bulan Muharram tidaklah perlu disangsikan lagi. Namun keutamaan itu harus diisi dengan berbagai amalan-amalan yang berbobot, sehingga keutamaan itu benar-benar bernilai. Baik secara individual maupun sosial.

Para ulama sudah mengklasifikasikan jenis amalan yang hendaknya diperbanyak selama bulan Muharram yaitu; 1) melakukan shalat, 2) berpuasa, 3) menyambung silaturrahim, 4) bershadaqah, 5) mandi, 6)memakai celak mata, 7) berziarah kepada ulama (baik yang hidup maupun yang meninggal), 8) menjenguk orang sakit, 9) menambah nafkah keluarga, 10) memotong kuku, 11) mengusap kepala anak yatim, 12) membaca surat al-Ikhlas sebanyak 1000 kali. Untuk mempermudah ingatan, sebagian ulama mengawetkannya dalam bentuk nadham yang dinukil As-Syaikh Abdul Hamid dalam kitabnya Kanzun Naja was Surur Fi Ad'iyyati Tasyrahus Shudur
فِى يوْمِ عَاشُوْرَاءَ عَشْرٌ تَتَّصِلْ * بِهَا اثْنَتَانِ وَلهَاَ فَضْلٌ نُقِلْ
صُمْ صَلِّ صَلْ زُرْ عَالمِاً عُدْ وَاكْتَحِلْ * رَأْسُ الْيَتِيْمِ امْسَحْ تَصَدَّقْ وَاغْتَسِلْ
وَسِّعْ عَلَى اْلعِيَالِ قَلِّمْ ظُفْرَا * وَسُوْرَةَ الْاِخْلاَصِ قُلْ اَلْفَ تَصِلْ

Ada sepuluh amalan di dalam bulan ‘asyura, yang ditambah lagi dua amalan lebih sempurna. Puasalah, shlatlah,sambung silaturrahim, ziarah orang alim, menjengk orang sakit dan celak mata. Usaplah kepala anak yatim, bershadaqah dan mandi, menambah nafkah keluarga, memotong kuku, membaca surat al-Ikhlas 1000 kali.
Kedua amalan ini hendaknya diperbanyak selama bulan muharram, mengingat keutamaannya yang terdapat di dalamnya.